Rabu, 29 April 2009

my school

VISIMenjadi sekolah yang unggul, dan kompetitif berlandaskan iman dan takqwa.MISIMengembangkan sistem manajemen yang handal dan berkualitas.Meningkatkan sistem KBM yang berkualitasMeningkatkan profesionalisme sumber daya manusia ( SDM )Meningkatkan fasilitas dan lingkungan hidup disekolah yang kondusif untuk menunjang pembelajaran



SEJARAH DAN KEAJAIBAN AIR ZAM-ZAM
Oleh : Hj.Susilawati
Siapapun tidak akan merasa kenyang oleh tegukan air Zamzam yang penuh berkah. Bena kita akan selalu mengingat akan kisah terpancarnya air Zamzam. Demikian air Zamzam yang dianggap sebagai salah satu unsur terpenting di dalam Masjidil Haram. Sumur air Zamzam terawatt di muka bumi karena kedudukannya, akna istimewa dan keterkaitannya yang erat dengan kelestarian kaum Muslimin secara umum, dan jamaah haji dan umrah secara khusus. Tentunya bersama kedudukannya sebagai sumur penuh berkah yang dipancarkan oleh Malaikat Jibril alaihissalam mengiringi Ismail dan ibunya Siti Hajar ketika suaminya Ibrahim AS meninggalkannya di lembah yang tidak ada pepohonan dan air. Di saat kehabisan perbekalan dan air Siti Hajar kemudian mencari sambil lari-lari antara Shafa dan Marwa sambil memohon pertolongan di puncak bukit terjauh. Ketika ia merasa putus asa dari pertolongan makhluk, maka Allah dengan segala keutamaan dan rahmat-Nya memberi pertolongan.

Kisah Sumur Zamzam
Munculnya sumur Zamzam terkait dengan kisah Nabi Ibrahim AS yang menginginkan Hajar. Tapi Hajar meminta syarat kepada beliau supaya ia tidak menyembunyikannya. Maka Ibrahim pun menyetujui syarat tersebut, tetapi setelah timbulnya kecemburuan dari istri pertamanya Sarah, maka Ibrahim pun membawa Siti Hajar dan anaknya Ismail ke Makkah al-Mukarramah. Dengan harapan supaya Siti Hajar memulai hidup bersama anaknya Ismail. Kisah munculnya sumur Zamzam diawali ketika Allah memerintahkan Ibrahim untuk berjalan dari negeri Syam menuju negeri Haram dengan mengendarai Buraq sambil membawa anaknya Ismail yang masih berumur kurang dari dua tahun. Ismail kala itu masih disusui oleh ibunya. Hajar pun berjalan di belakang Ibrahim dan Ismail. Mereka berjalan atas bimbingan Malaikat menuju Baitul Haram.Seketika Ibrahim beserta istrinya tiba di Makkah Mukarramah tepat di atas sumber air Zamzam. Ibrahim pun hendak meninggalkan istri dan anaknya. Di saat kepergiannya, Siti Hajar bertanya: “Apakah Allah yang memerintahkan semua ini?”. Ibrahim menjawab: “Ya”. Kemudian Siti Hajar berkata lagi: “Jika demikian, Allah tidak akan membiarkan kami”. Siti Hajar pun kembali ke tempat Ibrahim meninggalkannya. Ibrahim pun kemudian pergi, ketika sampai ke sebuah bukit, Ia pun berdoa kepada Allah sambil mengangkat tangan seraya berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau. (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah rizki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”. Siti Hajar kemudian menetap di sana. Menyusui anaknya dan meminu air perbekalan apa adanya. Di saat perbekalan airnya habis, air susunya pun mengering. Siti hajar dan anaknya Ismail sama-saa merasa kehausan. Karenanya Ismail mulai merengek karena kehausan. Siti Hajar tidak memiliki sesuatu apapun untuk menghentikan rengekan anaknya. Ia pun kemudian lari-lari dengan harapan mendapatkan tetesan air untuk mengobati rasa haus anaknya. Ia khawatir terjadi sesuatu terhadap anaknya sehingga membuat ia sedih akan kondisi buah hatinya. Ia naik ke bukit Shafa, berdiri di puncak bukit, melihat-lihat sambil berharap ada seseorang. Kemudian Ia turun dari bukit Shafa hingga pada saat di tengah lembah Ia berdoa kepada Allah sambil berlari-lari antara Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Tiap kali samapi ke bukit, Ia selalu melihat-lihat dengan harapan melihat seseorang yang akan membantu anaknya dengan tanpa pamrih. Ketika Ia meninggalkan Marwa hendak melihat anaknya, tiba-tiba Ia mendengar seruan Malaikat yang diutus oleh Allah. Siti Hajar pun berkata: “Saya mendengar suaramu, jika kamu orang baik maka tolonglah aku”. Maka kemudian Jibril memukul tanah, dengan seketika airpun terpancar hingga aliran airnya mendekati Ismail. Ketika Siti Hajar melihat aliran air itu muncul dari dekat kaki anaknya, Ia pun kemudian mencari sumbernya hingga air nampak. Siti Hajar kemudian meciduk air itu dengan tangannya sambil meneguk air itu seraya berkata: “Zam-zam” berulang-ulang. Ia pun menyusui anaknya Ismail. Malaikat berkata: “Jangan khawatir akan kekeringan, karena tempat ini adalah rumah Allah yang akan dibangun oleh anak ini dan bapakya. Dan Allah tidak akan membiarkan keluargranya”.Asalnya Ka`bah adalah gundukan tanah seperti dakian. Ketika aliran air melewatinya, maka lama kelamaan, bagian kiri dan kanannya semakin terkikis. Kemunculan air Zamzam terjadi kira-kira 2572 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, menurut hitungan Hijriah, kemunculan Air Zamzam terjadi 4000 tahun yang lalu. Dikisahkan, sekelompok kaum Jurhum melewati kawasan lembah Makkah melalui satu jalan. Mereka melihat seekor burung berputar-putar mengelilingi tepat di atas suur Zamzam. Mereka berkata: “Burung ini sedang berputar-putar mengelilingi sumber air yang kita cari. Maka kemudian mereka mengutus satu dua orang. Setelah utusan tadi mendapatkan sumber air itu, maka mereka menginformasikan kepada kaumya tentang adanya air. Mereka pun kemudian memohon izin kepada Siti Hajar sambil berkata: “Apakah Anda memberi izin kepada kami untuk mengambil air?”. Siti Hajar menjawab: “Ya, silahkan!”. Maka mereka pun mengambil air sampai pada akhirnya diketahui Siti Hajar adalah dari kaum mereka. Ismail pun tumbuh menjadi pemuda, belajar
R.Design: Charm Skins